Rabu, 08 November 2017

aktualisasi diri dan cita-cita

"Enak ya kamu sudah jadi manajer!" "Ah, biasa aja..." " Loh, kq kamu kyknya gak seneng gitu sih" "Yah, aq berharap lebih dari ini..."

Mungkin beberapa diantara kita sering mendengar percakapan tersebut, dan merasa heran dibuatnya. Seorang karyawan dengan posisi staff biasa yang ingin menjadi seorang manajer, bisa menganggap bahwa si manajer kurang bersyukur karena belum puas dengan posisi tersebut, yang bahkan banyak orang berusaha meraihnya.
Tetapi bagi si manajer, dia masih merasa kurang dengan apa yang dicapainya sekarang. Mengapa?

Setiap orang memiliki target hidup masing-masing. Kita sebagai manusia pasti memiliki impian yang berbeda dengan orang lain. Waktu kecil, kita sering bercita-cita menjadi pilot, guru, dokter, dll. Seiring berjalannya waktu, banyak orang yang lupa akan cita-cita masa kecilnya, entah karena harus menyesuaikan diri dengan keadaan. Entah karena harus menyesuaikan diri dengan keadaan sosial, atau karena kita sadar bahwa cita-cita tersebut terlalu mustahil untuk dicapai, karena keterbatasan yang kita miliki. Dan semakin dewasa, kita semakin dipaksa utnuk berpikir realistis, berbeda jauh dengan masa kanak-kanak yang dibebaskan untuk bermimpi setinggi langit.

Waktu masih kecil "Aku ingin jadi dokter", orang lain akan berkata "Wah... hebattt".
Ketika remaja "Aku ingin jadi dokter", teman anda berkata "Jangan mimpi, sekolah aja kamu males"
Ketika dewasa "Gimana, masih pengen jadi dokter?"kata teman anda. Anda "Enggak deh, hidup saya sekarang udah nyaman, hehehe".

Cita-cita tersebut lenyap seiring kita beranjak dewasa.

Jadi, apakah tolak ukur keberhasilan kita setelah kita sadar bahwa cita-cita terlalu sulit untuk diraih?

Cita-cita = impian. Dan mimpi tidak selalu bisa menjadi kenyataan

Dengan mengenal kemampuan diri kita sendiri, jiwa kita akan terpuaskan meskipun mimpi tak dapat diraih.
Melalui aktualisasi diri, kita akan lebih mudah menikmati hidup,karena kita dapat menyesuaikan target hidup kita sesuai dengan kemampuan yang kita miliki, tanpa harus memaksakan diri.
Aktualisasi diri adalah ketepatan seseorang di dalam menempatkan dirinya sesuai dengan kemampuan yang ada di dalam dirinya. Aktualisasi diri merupakan istilah yang telah digunakan dalam berbagai teori psikologi.

Ahli jiwa Abraham Maslow, dalam bukunya Hierarchy of Needs menggunakan istilah aktualisasi diri (self actualization) sebagai kebutuhan dan pencapaian tertinggi seorang manusia. Maslow menemukan bahwa tanpa memandang suku asal-usul seseorang, setiap manusia mengalami tahap-tahap peningkatan kebutuhan atau pencapaian dalam kehidupannya masing-masing. Kebutuhan tersebut meliputi:
  1. Kebutuhan fisiologis (physiological), meliputi kebutuhan pangan, pakaian, dan tempat tinggal maupun kebutuhan biologis.
  2. Kebutuhan keamanan dan keselamatan (safety), meliputi kebutuhan keamanan kerja, kemerdekaan dari rasa takut ataupun tekanan, keamanan dari kejadian atau lingkungan yang mengancam.
  3. Kebutuhan rasa memiliki sosial dan kasih sayang (social), meliputi kebutuhan terhadap persahabatan, berkeluarga, berkelompok, dan interaksi.
  4. Kebutuhan terhadap penghargaan (esteem), meliputi kebutuhan harga diri, status, martabat, kehormatan, dan penghargaan dari pihak lain.
  5. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization), meliputi kebutuhan memenuhi keberadaan diri (self fulfillment) dengan memaksimumkan penggunaaan kemampuan dan potensi diri.  
Gambarannya seperti ini :
Waktu masih kecil, ingin sekali jadi dokter. Ternyata waktu disekolah, kita sadar kalau pelajaran yang berhubungan dengan kedokteran seperti biologi, kimia, matematika,dll. itu susah banget. Kemudian, biaya kuliah kedokteran juga tidak mungkin bisa dicukupi oleh orang tuanya yang gajinya cuma rata-rata.

Kalau sudah begini, terus memaksakan diri untuk menjadi dokter cuma bikin stress. Daripada mikirin cita-cita yang gak mungkin diraih, lebih baik jadi karyawan aja deh.

Itulah yang dimaksud dengan mengenali potensi diri. Kita harus tau, kemampuan kita seperti apa, minat kita sebenarnya kemana, dan sampai mana kita bisa berprestasi pada pilihan kita tersebut.
Jika kita sudah paham dengan potensi diri yang kita miliki, kemudian kita eksplor lagi bidang yang kita jalani sekarang, pencapaian tertingginya ada di posisi mana.
Jika kita bekerja sebagai akuntan, kita boleh saja mengejar posisi sebagai manajer accounting, jika kitamerasa mampu dan memiliki kemampuan manajerial yang baik. Tetapi jika kita merasa menjadi staff saja sudah kesulitan, janganlah terlalu memaksakan diri. Karena kemampuan diri kita memang tidak bisa sampai segitu, atau ada orang lain yang lebih baik dari kita, yang lebih pantas untuk menjadi manajer.



Manusia berhak untuk berkeinginan, namun akan lebih baik jika keinginan tersebut disesuaikan dengan keinginan kita. Jika kita sudah mengenal potensi diri kita secara maksimal, gunakanlah untuk meraih keinginan tersebut. Tetapi jika kita mengetahui bahwa apa yang kita miliki tidak cukup untuk meraih keinginan kita, saatnya kita memilih, ingin menangguhkan keinginan tersebut lalu menetapkan target baru sebagai tolak ukur prestasi kita, atau berusaha lebih dengan memperbaiki potensi diri yang kita miliki, sehingga kita memiliki nilai jual yang lebih.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

try to find a happiness by blogging Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review